TUGAS PAPER
PRODUKSI TERNAK PERAH
BIOSINTESIS
PROTEIN SUSU
Disusun
Oleh :
Endah
Wulandari 23010115120021
Dewi Agustina 23010115120037
DEPARTEMEN
PETERNAKAN
PROGRAM
STUDI S-1 PETERNAKAN
FAKULTAS
PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
BIOSINTESIS
PROTEIN SUSU
Susu merupakan
cairan berwarna putih yang dihasilkan oleh ternak perah yang diperoleh melalui
proses pemerahan yang tidak dicampuri zat-zat lainnya. Susu terdiri dari banyak
nutrien, diantaranya laktosa (nutrien utama), lemak, protein, air, mineral dan
vitamin. Kandungan air dalam susu sebesar 87,2%, laktosa 4 – 5%, protein 3,5%, lemak
3,7%, BKTL 9,1% dan mineral 0,7%. Perbedaan komposisi dipengaruhi oleh berbagai
fktor diantaranya jenis hewan, bangsa sapi, masa laktasi, bulan laktasi, umur
ternak, genetik, frekuensi dan waktu pemerahan serta pakan. Menurut pendapat Firmansyah (2010) menyatakan bahwa genetik,
tahap laktasi, umur, nutrisi, lingkungan dan prosedur pemerahan merupakan
faktor yang mempengaruhi komponen dalam susu. Nutrien-nutrien yang terkandung
dalam susu merupakan penetu kualitas susu tersebut.
Protein
merupakan salah satu nutrien yang terkandung dalam susu. Protein dibentuk
melalui sebuah reaksi biosintesis protein susu. Menurut Apdini (2011) prekursor
biosintesis protein yaitu kasein dan whey
(α-laktalbumin dan β–laktoglobulin). Kasein merupakan 80%
dari protein total dalam susu. Selain mengandung asam amino, kasein juga
mengandung fosfor dan terdapat dalam susu sebagai garam-garam kalsium yang
dikenal dengan Ca-kaseinat. Kasein dapat dipisahkan dari susu menggunakan
sentrifuse. Laktalbumin terdiri dari sekelompok protein-protein tertentu yang
memiliki sifat fisik dan kimia hampir sama. Protein-protein tersebut yaitu α-laktalbumin,
β–laktoglobulin dan albumin serum darah. Kandungan laktalbumin dari
protein sangat rendah. Laktalbumin memiliki sifat mudah mengendap ketika
dipanaskan, tetapi tidak menggumpal oleh renin dan asam. Laktalbumin mengandung
fosfor tetapi mengandung sulfur yang terdapat dalam asam amino cystein dan
banyak mengandung tryptopan. Laktoglobulin terdiri dari euglobin dan
immunoglobulin yang terkandung dalam susu sebesar 0,1% dari susu normal.
Biosintesis protein terjadi dalam
sel epitel kelenjar ambing yang dikontrol oleh DNA. Protein disintesis dari
asam amino bebas. Sel sekretori ambing mengambil beberapa
asam amino esensial dari darah. Pengambilan ini melebihi asam amino di dalam
usus. Kelebihan asam amino digunakan sebagai sumber energi dalam membentuk asam
amino nonesensial. Di dalam susu, kasein terkumpul di dalam struktur seperti
benang yang disebut misel. Fungsi utama kasein adalah memberi asam amino untuk
pedet. Fungsi lainnya yaitu sebagai contoh, α-kasein
menstabilkan misel kasein. β-laktoglobulin
menyebabkan sifat aroma matang pada susu yang dipanasi. Panas dapat mendenaturasi
β-laktoglobulin. Imunoglobulin dan albumin
serum darah memasuki sel ambing dari darah dan tidak berubah di dalam susu.
Sintesis protein ini dari asam amino dalam sel ambing tidak dibutuhkan.
Jumlah
total protein susu relatif sedikit. Sintesis protein susu dengan rangkaian asam
amino merupakan proses yang terkontrol. Gena atau DNA mengontrol langsung
sintesis protein. Penyelesaian sintesis protein terjadi sebagai berikut : Pesan
genetik DNA dalam nukleus disampaikan ke mRNA yang bergerak ke ribosom. Di sana
mRNA menerjemahkan pesan yang mengkhususkan rangkaian asam amino protein susu.
Sintesis protein memerlukan energi. Energi berasal dari pemecahan adenosin
trifosfat (ATP) menjadi adenosin monofosfat (AMP). Pada ruminan, ATP berasal
dari oksidasi karbohidrat terutama glukosa, dari asetat, dan dari lemak. Karena
itu, sintesis protein susu optimal tidak terjadi jika ransum tidak memasok
energi yang berimbang. Rangkaian langkah yang diperlukan untuk menyusun protein
susu. Awalnya, ada pengaktifan asam amino di sitoplasma sel ambing sekretori
oleh enzim ATP (Langkah 1). Asama amino teraktifasi bersatu dengan RNA lainnya
yang disebut RNA peubah atau tRNA (Langkah 2). Tiap 18 asam amino umum yang ditemukan
di dalam protein susu mempunyai enzim pengaktifnya sendiri dan tRNA. Gabungan
asam amino-tRNA bergerak dari sitoplasma ke ribosom yang mengandung pesan
genetik dalam bentuk mRNA. Tipe ketiga RNA disebut ribosom atau rRNA yang
menyatukan tRNA dengan mRNA (Langkah 3). Dengan demikian, asam amino individu
terikat satu setiap waktu dan membentuk rantai panjang asam amino. Akhirnya,
terbentuk protein susu di ribosom sel sekretori ambing. Rantai asam amino
berasal dari saluran di dalam ribosom dan masuk ke lumen saluran retikulum
endoplasmik. Rantai asam amino diperpendek saat rantai melewati membran
retikulum endoplasma. Pemotongan rantai ini merupakan ciri khas protein susu. Protein
bergerak melalui lumen retikulum endoplasma ke aparatus golgi dan vakuola
sekretori serta melepaskan isinya.
DAFTAR PUSTAKA
Apdini,
T.A.P. 2011. Pemanfaatan Pellet Indigofera
sp. pada Kambing Perah Peranakan Etawah dan Saanen di Peternakan Bangun
Karso Farm. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. (Skripsi).
Firmansyah, F. 2010. Performa Produksi
dan Kualitas Susu Sapi Fh pada Laktasi, Waktu Pemerahan dan Genotipe Kappa
Kasein (Κ-Kasein) Berbeda di Lembang Bandung. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. (Skripsi).
Comments
Post a Comment