Vanila Latte

Ku selalu mencoba Untuk menguatkan hati Dari kamu yang belum juga kembali Ada satu keyakinan Yang membuat ku bertahan Penantian ini kan terbayar pasti...             Lagu yang berputar diruang kerja. Mengingatkanku pada sebuah penantian yang berujung sia-sia. Aku pernah menantikan seseorang datang. Nyatanya dia justru pergi. Tak tau kah dia disini ada hati yang menunggu. Sudahlah. Ku ingin melupakan segala kenangan tentangnya. Sudah selayaknya hati ini bergegas pergi. Tak boleh diam ditempat.             Suara smartphone terdengar tanda ada email yang sedang masuk. Ya, aku memang sengaja memberi nada tersendiri khusus aplikasi emailku. Bukan apa-apa. Hanya saja ada kabar seseorang yang ku tunggu lewat aplikasi itu. Harus beberapa kali aku menelan kecewa. Nyatanya bukan email dari seseorang itu melainkan dari aplikasi musik langgananku. Sudah dua tahun ini aku m...

Biosintesis Protein Susu

TUGAS PAPER PRODUKSI TERNAK PERAH
BIOSINTESIS PROTEIN SUSU

 







Disusun Oleh :
Endah Wulandari                 23010115120021
Dewi Agustina                       23010115120037







DEPARTEMEN PETERNAKAN
PROGRAM STUDI  S-1 PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017



BIOSINTESIS PROTEIN SUSU
            Susu merupakan cairan berwarna putih yang dihasilkan oleh ternak perah yang diperoleh melalui proses pemerahan yang tidak dicampuri zat-zat lainnya. Susu terdiri dari banyak nutrien, diantaranya laktosa (nutrien utama), lemak, protein, air, mineral dan vitamin. Kandungan air dalam susu sebesar 87,2%, laktosa 4 – 5%, protein 3,5%, lemak 3,7%, BKTL 9,1% dan mineral 0,7%. Perbedaan komposisi dipengaruhi oleh berbagai fktor diantaranya jenis hewan, bangsa sapi, masa laktasi, bulan laktasi, umur ternak, genetik, frekuensi dan waktu pemerahan serta pakan. Menurut pendapat    Firmansyah (2010) menyatakan bahwa genetik, tahap laktasi, umur, nutrisi, lingkungan dan prosedur pemerahan merupakan faktor yang mempengaruhi komponen dalam susu. Nutrien-nutrien yang terkandung dalam susu merupakan penetu kualitas susu tersebut.
            Protein merupakan salah satu nutrien yang terkandung dalam susu. Protein dibentuk melalui sebuah reaksi biosintesis protein susu. Menurut Apdini (2011) prekursor biosintesis protein yaitu kasein dan whey (α-laktalbumin dan β–laktoglobulin). Kasein merupakan 80% dari protein total dalam susu. Selain mengandung asam amino, kasein juga mengandung fosfor dan terdapat dalam susu sebagai garam-garam kalsium yang dikenal dengan Ca-kaseinat. Kasein dapat dipisahkan dari susu menggunakan sentrifuse. Laktalbumin terdiri dari sekelompok protein-protein tertentu yang memiliki sifat fisik dan kimia hampir sama. Protein-protein tersebut yaitu α-laktalbumin, β–laktoglobulin dan albumin serum darah. Kandungan laktalbumin dari protein sangat rendah. Laktalbumin memiliki sifat mudah mengendap ketika dipanaskan, tetapi tidak menggumpal oleh renin dan asam. Laktalbumin mengandung fosfor tetapi mengandung sulfur yang terdapat dalam asam amino cystein dan banyak mengandung tryptopan. Laktoglobulin terdiri dari euglobin dan immunoglobulin yang terkandung dalam susu sebesar 0,1% dari susu normal.
            Biosintesis protein terjadi dalam sel epitel kelenjar ambing yang dikontrol oleh DNA. Protein disintesis dari asam amino bebas. Sel sekretori ambing mengambil beberapa asam amino esensial dari darah. Pengambilan ini melebihi asam amino di dalam usus. Kelebihan asam amino digunakan sebagai sumber energi dalam membentuk asam amino nonesensial. Di dalam susu, kasein terkumpul di dalam struktur seperti benang yang disebut misel. Fungsi utama kasein adalah memberi asam amino untuk pedet. Fungsi lainnya yaitu sebagai contoh, α-kasein menstabilkan misel kasein. β-laktoglobulin menyebabkan sifat aroma matang pada susu yang dipanasi. Panas dapat mendenaturasi β-laktoglobulin. Imunoglobulin dan albumin serum darah memasuki sel ambing dari darah dan tidak berubah di dalam susu. Sintesis protein ini dari asam amino dalam sel ambing tidak dibutuhkan.
            Jumlah total protein susu relatif sedikit. Sintesis protein susu dengan rangkaian asam amino merupakan proses yang terkontrol. Gena atau DNA mengontrol langsung sintesis protein. Penyelesaian sintesis protein terjadi sebagai berikut : Pesan genetik DNA dalam nukleus disampaikan ke mRNA yang bergerak ke ribosom. Di sana mRNA menerjemahkan pesan yang mengkhususkan rangkaian asam amino protein susu. Sintesis protein memerlukan energi. Energi berasal dari pemecahan adenosin trifosfat (ATP) menjadi adenosin monofosfat (AMP). Pada ruminan, ATP berasal dari oksidasi karbohidrat terutama glukosa, dari asetat, dan dari lemak. Karena itu, sintesis protein susu optimal tidak terjadi jika ransum tidak memasok energi yang berimbang. Rangkaian langkah yang diperlukan untuk menyusun protein susu. Awalnya, ada pengaktifan asam amino di sitoplasma sel ambing sekretori oleh enzim ATP (Langkah 1). Asama amino teraktifasi bersatu dengan RNA lainnya yang disebut RNA peubah atau tRNA (Langkah 2). Tiap 18 asam amino umum yang ditemukan di dalam protein susu mempunyai enzim pengaktifnya sendiri dan tRNA. Gabungan asam amino-tRNA bergerak dari sitoplasma ke ribosom yang mengandung pesan genetik dalam bentuk mRNA. Tipe ketiga RNA disebut ribosom atau rRNA yang menyatukan tRNA dengan mRNA (Langkah 3). Dengan demikian, asam amino individu terikat satu setiap waktu dan membentuk rantai panjang asam amino. Akhirnya, terbentuk protein susu di ribosom sel sekretori ambing. Rantai asam amino berasal dari saluran di dalam ribosom dan masuk ke lumen saluran retikulum endoplasmik. Rantai asam amino diperpendek saat rantai melewati membran retikulum endoplasma. Pemotongan rantai ini merupakan ciri khas protein susu. Protein bergerak melalui lumen retikulum endoplasma ke aparatus golgi dan vakuola sekretori serta melepaskan isinya.



DAFTAR PUSTAKA
Apdini, T.A.P. 2011. Pemanfaatan Pellet Indigofera sp. pada Kambing Perah Peranakan Etawah dan Saanen di Peternakan Bangun Karso Farm. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. (Skripsi).

Firmansyah, F. 2010. Performa Produksi dan Kualitas Susu Sapi Fh pada Laktasi, Waktu Pemerahan dan Genotipe Kappa Kasein (Κ-Kasein) Berbeda di Lembang Bandung. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. (Skripsi).


           




Comments

Popular posts from this blog

Macam-Macam Strain

Beternak Ayam Buras